Ilmu adalah binatang Buruan.
Dan Pena yang menuliskan adalah tali Pengekangnya
-Imam Asy Syafi'i-

Tuesday, 7 May 2013

Dalam suatu perjalanan ada kalanya sesuatu itu tertinggal, jatuh, dan tak terlihat. Begitu pun dengan jalan para pendahulu kita, mungkin dari para pengikutnya ada yang berpegang teguh, dan ada pula yang berjatuhan.

Jatuh, satu kata yang mungkin bisa sangat bermakna jika digabung dengan "cinta" atau "hati". Tapi itu bukan yang menjadi topik kita sekarang ini. Beberapa hari yang lalu, Rabu kamaren ada pembukaan UI IBF. Dan alhamdulillah sempat untuk berkunjung sejenak, untuk berniat melihat pak Gubernur, tapi tak kesampaian. Akan tetapi Alhamdulillah, masih bisa bawa Oleh-oleh sebuah buku.

Buku karya Fathi Yakan yang berjudul "yang BERJATUHAN di Jalan DAKWAH. Mungkin ini sebagai resensi dari buku tersebut. Begitu sederhana tapi mengena. Menggambarkan fenomena yang pernah terjadi pada masa pendahulu dan sebab-sebabnya pada masa kini.

Di bagian pertama, setidaknya ada beberapa kisah, diantaranya 3 ini.

1. Kisah Ka'ab bin Malik yang tertinggal dalam perang Tabuk. Ketika itu ia tidak ikut dalam peperangan, dan berkata jujur pada Rasullullah ketika ditanya kenapa ia tidak ikut dalam perang tersebut. Kita tahu bahwa kemudian ia diasingkan selama kurang lebih 50 hari. Bumi seakan menjadi sempit. akan tetapi ada kesempitan lain ketika ia mendapatkan tawaran sebuah jabatan dari Raja Ghassan.

2. Kisah Berita Bohong yang menimpa Aisyah ra. yang menyebabkan beliau menangis tiada henti. Hingga akhirnya Allah menurunkan ayatnya yang membersihkan nama beliau.

3. Kisah Abu Lubabah tentang suatu tindakan penghianatan terhadap Rasullullah. Akan tetapi ia cepat tersadar dan langsung bertaubat dengan mengikatkan diri pada tiang Masjid, sampai taubatnya diterima (ayat turun)

Dibagian kedua, ada beberapa sebab dari berguguran di jalan Dakwah (TASAQUTH), dibagi menjadi tiga (3) bagian :

a. Sebab-sebab yang bersumber dari pergerakan. Ini bisa dari Lemahnya aspek Tarbiyah, Tidak Proporsionalnya memposisikan anggota, tidak memberdayakan semua anggota, lemahnya kontrol, kurang sigap dan konflik internal

b. Sebab-sebab yang bersumber dari individu. diantaranya, watak yang indisipliner, takut mati dan miskin, sikap ekstrim dan berlebihan, sikan mempermudah dan menganggap enteng, Ghurur dan senang tampil, cemburu terhadap orang lain, dan lain lain.

c. Sebab-sebab Eksternal. Mulai dari Tekanan tribulasi, keluarga, lingkungan, Gerakan desruktif dan tekanan dari Figuritas.

Kurang lebih itulah isi dari bukunya. Lebih asyik kalo baca sendiri dan beli tentunya. Bisa dibeli di Fatahillah atau toko buku terdekat.

Kita masih harus bersyukur, ketika kita futur, tidak sampai diasingkan sampai 50 hari di bumi ini. Ketika futur kita masih bisa kembali ke dalam jamaah ini secepat yang kita bisa dan kembali ber amal jama'i.

Ahhh,, begitu banyak nikmat yang harus di Syukuri.

Ditulis ketika sedang agak malas beribadah atau futur :D




Dalam suatu perjalanan ada kalanya sesuatu itu tertinggal, jatuh, dan tak terlihat. Begitu pun dengan jalan para pendahulu kita, mungkin dari para pengikutnya ada yang berpegang teguh, dan ada pula yang berjatuhan.

Jatuh, satu kata yang mungkin bisa sangat bermakna jika digabung dengan "cinta" atau "hati". Tapi itu bukan yang menjadi topik kita sekarang ini. Beberapa hari yang lalu, Rabu kamaren ada pembukaan UI IBF. Dan alhamdulillah sempat untuk berkunjung sejenak, untuk berniat melihat pak Gubernur, tapi tak kesampaian. Akan tetapi Alhamdulillah, masih bisa bawa Oleh-oleh sebuah buku.

Buku karya Fathi Yakan yang berjudul "yang BERJATUHAN di Jalan DAKWAH. Mungkin ini sebagai resensi dari buku tersebut. Begitu sederhana tapi mengena. Menggambarkan fenomena yang pernah terjadi pada masa pendahulu dan sebab-sebabnya pada masa kini.

Di bagian pertama, setidaknya ada beberapa kisah, diantaranya 3 ini.

1. Kisah Ka'ab bin Malik yang tertinggal dalam perang Tabuk. Ketika itu ia tidak ikut dalam peperangan, dan berkata jujur pada Rasullullah ketika ditanya kenapa ia tidak ikut dalam perang tersebut. Kita tahu bahwa kemudian ia diasingkan selama kurang lebih 50 hari. Bumi seakan menjadi sempit. akan tetapi ada kesempitan lain ketika ia mendapatkan tawaran sebuah jabatan dari Raja Ghassan.

2. Kisah Berita Bohong yang menimpa Aisyah ra. yang menyebabkan beliau menangis tiada henti. Hingga akhirnya Allah menurunkan ayatnya yang membersihkan nama beliau.

3. Kisah Abu Lubabah tentang suatu tindakan penghianatan terhadap Rasullullah. Akan tetapi ia cepat tersadar dan langsung bertaubat dengan mengikatkan diri pada tiang Masjid, sampai taubatnya diterima (ayat turun)

Dibagian kedua, ada beberapa sebab dari berguguran di jalan Dakwah (TASAQUTH), dibagi menjadi tiga (3) bagian :

a. Sebab-sebab yang bersumber dari pergerakan. Ini bisa dari Lemahnya aspek Tarbiyah, Tidak Proporsionalnya memposisikan anggota, tidak memberdayakan semua anggota, lemahnya kontrol, kurang sigap dan konflik internal

b. Sebab-sebab yang bersumber dari individu. diantaranya, watak yang indisipliner, takut mati dan miskin, sikap ekstrim dan berlebihan, sikan mempermudah dan menganggap enteng, Ghurur dan senang tampil, cemburu terhadap orang lain, dan lain lain.

c. Sebab-sebab Eksternal. Mulai dari Tekanan tribulasi, keluarga, lingkungan, Gerakan desruktif dan tekanan dari Figuritas.

Kurang lebih itulah isi dari bukunya. Lebih asyik kalo baca sendiri dan beli tentunya. Bisa dibeli di Fatahillah atau toko buku terdekat.

Kita masih harus bersyukur, ketika kita futur, tidak sampai diasingkan sampai 50 hari di bumi ini. Ketika futur kita masih bisa kembali ke dalam jamaah ini secepat yang kita bisa dan kembali ber amal jama'i.

Ahhh,, begitu banyak nikmat yang harus di Syukuri.

Ditulis ketika sedang agak malas beribadah atau futur :D




Saturday, 4 May 2013

Bahkan serigala dan kambing hidup damai di masa pemerintahannya. Tidak ada serigala yang memangsa kambing pada masa itu.Di bidang ekonomi, kebijakan-kebijakannya yang melindungi rakyat kecil. Pada masanya, orang-orang kaya membayar zakat sehingga kemakmuran benar-benar terwujud. Konon, saat itu sulit menemukan para penerima zakat lantaran kemakmuran begitu merat.

Ya, itulah zaman ketika Umar bin Abdul Aziz memerintah. Cukup singkat, sekitar 2,5 Tahun. Akan tetapi beliau bisa merubah Daulah Umayah yang sebelumnya terkenal Korup, menjadi Bersih dan cemerlang sampai sampai kebingungan mencari orang yang berhak menerima zakat, saking makmurnya pada zaman itu.


Ada suatu hal yang menarik, ketika 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz menulis surat meminta nasehat Hasan Al Bashri (ulama pada zaman itu). Maka Hasan Al Bashri membalas, 


"Amma ba'du. 
Durhakailah hawa nafsumu. 
Wassalam."


Begitu singkat, padat dan berisi. Durhakailah hawa nafsumu.
Ketika kita malas untuk bangun malam, hawa nafsu kita menuntuk kita untuk tidur lebih lama, maka durhakailah hawa nafsumu!!
Ketika selesai subuh, hawa nafsu kita menuntun kita untuk tidur lagi, maka durhakailah hawa nafsumu!!
Bahkan imam Asy Syafi'i menganjurkan kepada kita, jika ada beberapa pilihan, maka pilihlah yang berkebelakangan dengan hawa nafsumu. Durhakailah hawa nafsumu!!

Durhakailah hawa nafsumu! 3 kata yang begitu singkat, padat dan mengena. Mungkin bisa menjadi pemicu kita dalam beramal dan berkontribusi.


Ditulis saat-saat diri ini malas untuk beraktifitas
Sumber kisah: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni

Bahkan serigala dan kambing hidup damai di masa pemerintahannya. Tidak ada serigala yang memangsa kambing pada masa itu.Di bidang ekonomi, kebijakan-kebijakannya yang melindungi rakyat kecil. Pada masanya, orang-orang kaya membayar zakat sehingga kemakmuran benar-benar terwujud. Konon, saat itu sulit menemukan para penerima zakat lantaran kemakmuran begitu merat.

Ya, itulah zaman ketika Umar bin Abdul Aziz memerintah. Cukup singkat, sekitar 2,5 Tahun. Akan tetapi beliau bisa merubah Daulah Umayah yang sebelumnya terkenal Korup, menjadi Bersih dan cemerlang sampai sampai kebingungan mencari orang yang berhak menerima zakat, saking makmurnya pada zaman itu.


Ada suatu hal yang menarik, ketika 'Umar ibn 'Abdil 'Aziz menulis surat meminta nasehat Hasan Al Bashri (ulama pada zaman itu). Maka Hasan Al Bashri membalas, 


"Amma ba'du. 
Durhakailah hawa nafsumu. 
Wassalam."


Begitu singkat, padat dan berisi. Durhakailah hawa nafsumu.
Ketika kita malas untuk bangun malam, hawa nafsu kita menuntuk kita untuk tidur lebih lama, maka durhakailah hawa nafsumu!!
Ketika selesai subuh, hawa nafsu kita menuntun kita untuk tidur lagi, maka durhakailah hawa nafsumu!!
Bahkan imam Asy Syafi'i menganjurkan kepada kita, jika ada beberapa pilihan, maka pilihlah yang berkebelakangan dengan hawa nafsumu. Durhakailah hawa nafsumu!!

Durhakailah hawa nafsumu! 3 kata yang begitu singkat, padat dan mengena. Mungkin bisa menjadi pemicu kita dalam beramal dan berkontribusi.


Ditulis saat-saat diri ini malas untuk beraktifitas
Sumber kisah: Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni

Friday, 3 May 2013

Dihargai dan menghargai merupakan dua kata yang berasal dari kata harga. Harga merupakan sesuatu yang mempunyai nilai. Maka suatu penghargaan merupakan penilaian atas suatu harga.

Tentu, kita hidup di dunia ini ingin dihargai. Siapapun itu. Kaya atau miskin, Baik atau Jahat, Tinggi atau pendek, orang kota atau orang desa dan siapapun itu, pasti ingin dihargai. Cuma pertanyaannya sekarang, sudahkah kita menghargai orang lain?

Kadang kita ingin selalu menerima tanpa memikirkan apakah kita telah memberi. Seperti halnya menghargai dan dihargai. Kadang kita selalu ingin dihargai tanpa memikirkan apakah kita sudah menghargai orang lain?

Belajarlah untuk menghargai orang terlebih dahulu, sebelum kita ingin dihargai. Karena dengan proses menghargai terlebih dahulu, itu akan memberikan kita rasa bagaimana seseorang ketika menghargai kita.

Begitupun dalam hal struktural. Biasanya ada pimpinan dan ada bawahan atau staff. Seburuk apapun pemimpin kita, wajib kita untuk tetap mematuhinya selama tidak menyuruh kepada hal yang buruk atau membinasakan.

Taat kepada pemimpin itu Wajib, walaupun pemimpin itu seorang budak.
“ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak"
(Potongan Hadits Arbain ke 28)
Bahkan kepada pemimpin yang kita anggap lebih rendah dari kita pun (sebanding dengan budak) kita wajib untuk menaatinya selama apa yang diperintahkannya itu bukan suatu kemaksiatan.

Bagaimana di Negeri ini? Apakah kita telah menghargai dan taat pada pemimpin kita? Yah minimal menghargainya lah, sebagai Pemimpin Negeri ini, karena tidak mudah loh dalam mengelola suatu Negeri. Kritik tetap boleh diutarakan dan penghargaan harus tetap di utamakan.

Lebih dalam mengambil scope yang lebih kecil. Bagaimana penghargaan kita kepada pemimpin Organisasi kita? Apakah ada sebesit penghargaan untuk pemimpin kita yang di amanahi suatu jabatan?

Jangan sampai kita menjadi orang yang tidak tau berterima kasih atau tidak mau menghargai pemimpin kita dikarenakan pemimpin kita lemah, atau rendah seperti budak. Jika ia telah menjadi pemimpin kita, Hargai!, Cintai!, dan Hormati!,

Tentu, saling menasehati kepada pemimpin tidak terlepas dalam hal itu.

Dihargai dan menghargai merupakan dua kata yang berasal dari kata harga. Harga merupakan sesuatu yang mempunyai nilai. Maka suatu penghargaan merupakan penilaian atas suatu harga.

Tentu, kita hidup di dunia ini ingin dihargai. Siapapun itu. Kaya atau miskin, Baik atau Jahat, Tinggi atau pendek, orang kota atau orang desa dan siapapun itu, pasti ingin dihargai. Cuma pertanyaannya sekarang, sudahkah kita menghargai orang lain?

Kadang kita ingin selalu menerima tanpa memikirkan apakah kita telah memberi. Seperti halnya menghargai dan dihargai. Kadang kita selalu ingin dihargai tanpa memikirkan apakah kita sudah menghargai orang lain?

Belajarlah untuk menghargai orang terlebih dahulu, sebelum kita ingin dihargai. Karena dengan proses menghargai terlebih dahulu, itu akan memberikan kita rasa bagaimana seseorang ketika menghargai kita.

Begitupun dalam hal struktural. Biasanya ada pimpinan dan ada bawahan atau staff. Seburuk apapun pemimpin kita, wajib kita untuk tetap mematuhinya selama tidak menyuruh kepada hal yang buruk atau membinasakan.

Taat kepada pemimpin itu Wajib, walaupun pemimpin itu seorang budak.
“ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak"
(Potongan Hadits Arbain ke 28)
Bahkan kepada pemimpin yang kita anggap lebih rendah dari kita pun (sebanding dengan budak) kita wajib untuk menaatinya selama apa yang diperintahkannya itu bukan suatu kemaksiatan.

Bagaimana di Negeri ini? Apakah kita telah menghargai dan taat pada pemimpin kita? Yah minimal menghargainya lah, sebagai Pemimpin Negeri ini, karena tidak mudah loh dalam mengelola suatu Negeri. Kritik tetap boleh diutarakan dan penghargaan harus tetap di utamakan.

Lebih dalam mengambil scope yang lebih kecil. Bagaimana penghargaan kita kepada pemimpin Organisasi kita? Apakah ada sebesit penghargaan untuk pemimpin kita yang di amanahi suatu jabatan?

Jangan sampai kita menjadi orang yang tidak tau berterima kasih atau tidak mau menghargai pemimpin kita dikarenakan pemimpin kita lemah, atau rendah seperti budak. Jika ia telah menjadi pemimpin kita, Hargai!, Cintai!, dan Hormati!,

Tentu, saling menasehati kepada pemimpin tidak terlepas dalam hal itu.

Thursday, 4 April 2013

Dalam perjalanan hidup, anda sangat mungkin pernah mempunyai seorang kawan; semula baik, tiba-tiba berubah jahat; semula alim, tiba-tiba berubah bandel; semula dewasa, tetapi berubah kekanakan; semula lurus, tetapi berubah bengkok; dan semula shalih, tetapi sekarang propagandis neraka.

Pernahkah anda bertanya mengapa itu bisa terjadi? Dan, mungkinkah melakukan hal yang sebaliknya?

Jawabannya adalah itulah metode Setan!

Ibnul Qayyim menjelaskan hal tersebut dengan mengatakan sebagai berikut:


"Pada mulanya setan memasuki manusia melalui lintasan pikiran yang lewat dalam benaknya. Lintasan pikiran itu terus berulang dan terngiang dalam kesadarannya, maka jadilah ia memori."

"Setelah terpendam beberapa lama dalam memori, ia mengalami proses perwujudan dan pembentukan, maka jadilah ia ide atau gagasan. Ketika ia telah menjadi memori, apalagi ketika ia telah mewujud secara nyata dalam ide atau gagasan. Maka, turunlah setan ke wilayah yang lebih dalam pada kepribadianmu."

"Ia turun menjadi keyakinan. Jika engkau tak kuasa menolaknya disini, maka ia akan turun lebih dalam dan menjadi kemauan. Jika engkau gagal menghadapi kemauanmu sendiri, maka ia akan turun ke lapisan paling akhir dari wilayah hatimu, yaitu tekad."

Inilah tiga lapisan yang membentuk wilayah hati seseorang. Disini engkau tentu lebih sulit menolak kehadiran dan pengaruh setan. Sebab, setelah sampai di tepian tekad, ia segera melompat keluar dari diri anda, maka jadilah ia tindakan. Satu kali dua kali dia melakukannya, maka ia akan tertarik untuk melakukannya lagi. Maka,jadilah ia suatu kebiasaan. Dan jika kebiasaan itu berlangsung lama, maka terbentuklah ia menjadi karakter"

Dari wilayah akal terbentuk cara berpikir, dan dari wilayah fisik terbentuk cara berprilaku. Cara berpikir menjadi visi. Dan cara berperilaku menjadi karakter.

Membentuk Karakter Cara Islam (M. Anis Matta) hal 70-72

Dalam perjalanan hidup, anda sangat mungkin pernah mempunyai seorang kawan; semula baik, tiba-tiba berubah jahat; semula alim, tiba-tiba berubah bandel; semula dewasa, tetapi berubah kekanakan; semula lurus, tetapi berubah bengkok; dan semula shalih, tetapi sekarang propagandis neraka.

Pernahkah anda bertanya mengapa itu bisa terjadi? Dan, mungkinkah melakukan hal yang sebaliknya?

Jawabannya adalah itulah metode Setan!

Ibnul Qayyim menjelaskan hal tersebut dengan mengatakan sebagai berikut:


"Pada mulanya setan memasuki manusia melalui lintasan pikiran yang lewat dalam benaknya. Lintasan pikiran itu terus berulang dan terngiang dalam kesadarannya, maka jadilah ia memori."

"Setelah terpendam beberapa lama dalam memori, ia mengalami proses perwujudan dan pembentukan, maka jadilah ia ide atau gagasan. Ketika ia telah menjadi memori, apalagi ketika ia telah mewujud secara nyata dalam ide atau gagasan. Maka, turunlah setan ke wilayah yang lebih dalam pada kepribadianmu."

"Ia turun menjadi keyakinan. Jika engkau tak kuasa menolaknya disini, maka ia akan turun lebih dalam dan menjadi kemauan. Jika engkau gagal menghadapi kemauanmu sendiri, maka ia akan turun ke lapisan paling akhir dari wilayah hatimu, yaitu tekad."

Inilah tiga lapisan yang membentuk wilayah hati seseorang. Disini engkau tentu lebih sulit menolak kehadiran dan pengaruh setan. Sebab, setelah sampai di tepian tekad, ia segera melompat keluar dari diri anda, maka jadilah ia tindakan. Satu kali dua kali dia melakukannya, maka ia akan tertarik untuk melakukannya lagi. Maka,jadilah ia suatu kebiasaan. Dan jika kebiasaan itu berlangsung lama, maka terbentuklah ia menjadi karakter"

Dari wilayah akal terbentuk cara berpikir, dan dari wilayah fisik terbentuk cara berprilaku. Cara berpikir menjadi visi. Dan cara berperilaku menjadi karakter.

Membentuk Karakter Cara Islam (M. Anis Matta) hal 70-72

Wednesday, 3 April 2013

Membuka kembali catatan yang pernah digoreskan dalam lembaran-lembaran kertas yang terdahulu, mengingatkan kembali akan zamannya SMA, ketika sang Guru memberikan kritik atas jawaban seorang siswa mengenai penjelasan seorang tokoh. Siswa tersebut menjelaskan tentang watak beberapa orang tokoh yang mana, watak dari tokoh tersebut ekstreme kiri dan ada pula ekstreme kanan. 

Sang guru tersebut kemudian menjelaskan bahwa dalam penggambaran seorang tokoh atau watak dari seorang tokoh, itu harus seimbang, ada baiknya dan ada buruknya. Jika seorang tokoh tersebut baik seluruh wataknya, maka ia bisa disebut dengan Malaikat dan bila jelek seluruh wataknya maka ia bisa disebut dengan Setan. Ungkap sang Guru yang memberikan penjelasan kepada kami siswa XII IPA 3 di SMAN 1 Leuwiliang. Dan Gru tersebut guru B. Indonesia yang kerenlah, pokona mah.

Lantas, apa hubungannya catatan pada lembaran-lembaran kertas yang terdahulu dengan cerita diatas? Ya, pada intinya, hakikat manusia itu terdiri dari 2 jenis. Yaitu Turob (Tanah) dan Ar-ruh (ruhani). Turob tersebut mengarah ke bumi dan Ruh tersebut mengarah ke langit.
Faalhamaha Fujuroha wa Taqwaha 
“Maka Dia mengilhamkan (kepada setiap jiwa) jalan dosanya dan jalan taqwanya.”
(Qs. Asy-Syams: 8)

Hanya itu, itu yang mesti kita ingat, bahwa dalam diri seseorang itu ada 2 sisi yang ia punya. Sisi kebaikan dan sisi keburukan. Jangan sampai kita meMalaikatkan manusia atau menSetankan manusia. Jadilah bijak dengan meManusiakan manusia karena kita pun ingin diperlakukan seperti itu.

Berbuat kesalahan itu hal biasa, karena manusia tempatnya salah dan lupa. Berbuat suatu kebenaran pun merupakan suatu hal yang biasa karena itu merupakan fitrah dari manusia yang berasal dari ruh. Bukankah sudah sering kita mendengar atau membaca tentang kisah seseorang yang telah membunuh 99 orang yang ingin bertaubat? Atau kisah tentang seorang Tamir masjid yang tertarik pada lawan jenis?

Bagaimana akhir dari kehidupan mereka? Ya, si pembunuh 99 orang itu dikabarkan masuk surga karena di akhir hayatnya ia bertaubat dan taubatnya diterima dan si Tamir mesjid nasib akhirnya mengenaskan. Siapa menyangka.

Adakah kita atau orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang menikmati indahnya iman dan Islam tau bagaimana akhir hayat kita? Istiqomah kah?
Atau kita dan orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang bermaksiat, apakah tau kita akan akhir hayatnya? Bertaubat kah?

Intinya, manusia itu menpunyai 2 sisi di dalam kehidupannya. Yang membedakan antara satu dan yang lainnya adalah seberapa dominan sisi itu. Apakah dominan pada tanah? Atau dominan pada Ruh? Juga bagaimana keadaan terakhir kehidupannya. Apakah dalam keadaan beriman? Atau dalam keadaan bermaksiat?

Mudah-mudahan kita menjadi bagian dari orang-orang yang lebih dominan pada sisi kebaikan dan dimatikan dalam keadaan beriman dan Khusnul Khatimah. Aamiin :D

Semoga bermanfaat, Mohon koreksinya :D

Membuka kembali catatan yang pernah digoreskan dalam lembaran-lembaran kertas yang terdahulu, mengingatkan kembali akan zamannya SMA, ketika sang Guru memberikan kritik atas jawaban seorang siswa mengenai penjelasan seorang tokoh. Siswa tersebut menjelaskan tentang watak beberapa orang tokoh yang mana, watak dari tokoh tersebut ekstreme kiri dan ada pula ekstreme kanan. 

Sang guru tersebut kemudian menjelaskan bahwa dalam penggambaran seorang tokoh atau watak dari seorang tokoh, itu harus seimbang, ada baiknya dan ada buruknya. Jika seorang tokoh tersebut baik seluruh wataknya, maka ia bisa disebut dengan Malaikat dan bila jelek seluruh wataknya maka ia bisa disebut dengan Setan. Ungkap sang Guru yang memberikan penjelasan kepada kami siswa XII IPA 3 di SMAN 1 Leuwiliang. Dan Gru tersebut guru B. Indonesia yang kerenlah, pokona mah.

Lantas, apa hubungannya catatan pada lembaran-lembaran kertas yang terdahulu dengan cerita diatas? Ya, pada intinya, hakikat manusia itu terdiri dari 2 jenis. Yaitu Turob (Tanah) dan Ar-ruh (ruhani). Turob tersebut mengarah ke bumi dan Ruh tersebut mengarah ke langit.
Faalhamaha Fujuroha wa Taqwaha 
“Maka Dia mengilhamkan (kepada setiap jiwa) jalan dosanya dan jalan taqwanya.”
(Qs. Asy-Syams: 8)

Hanya itu, itu yang mesti kita ingat, bahwa dalam diri seseorang itu ada 2 sisi yang ia punya. Sisi kebaikan dan sisi keburukan. Jangan sampai kita meMalaikatkan manusia atau menSetankan manusia. Jadilah bijak dengan meManusiakan manusia karena kita pun ingin diperlakukan seperti itu.

Berbuat kesalahan itu hal biasa, karena manusia tempatnya salah dan lupa. Berbuat suatu kebenaran pun merupakan suatu hal yang biasa karena itu merupakan fitrah dari manusia yang berasal dari ruh. Bukankah sudah sering kita mendengar atau membaca tentang kisah seseorang yang telah membunuh 99 orang yang ingin bertaubat? Atau kisah tentang seorang Tamir masjid yang tertarik pada lawan jenis?

Bagaimana akhir dari kehidupan mereka? Ya, si pembunuh 99 orang itu dikabarkan masuk surga karena di akhir hayatnya ia bertaubat dan taubatnya diterima dan si Tamir mesjid nasib akhirnya mengenaskan. Siapa menyangka.

Adakah kita atau orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang menikmati indahnya iman dan Islam tau bagaimana akhir hayat kita? Istiqomah kah?
Atau kita dan orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang bermaksiat, apakah tau kita akan akhir hayatnya? Bertaubat kah?

Intinya, manusia itu menpunyai 2 sisi di dalam kehidupannya. Yang membedakan antara satu dan yang lainnya adalah seberapa dominan sisi itu. Apakah dominan pada tanah? Atau dominan pada Ruh? Juga bagaimana keadaan terakhir kehidupannya. Apakah dalam keadaan beriman? Atau dalam keadaan bermaksiat?

Mudah-mudahan kita menjadi bagian dari orang-orang yang lebih dominan pada sisi kebaikan dan dimatikan dalam keadaan beriman dan Khusnul Khatimah. Aamiin :D

Semoga bermanfaat, Mohon koreksinya :D

Tuesday, 2 April 2013

Memasuki tingkat tiga diperkuliahan, sedikit disibukan dengan apa yang disebut dengan life planning. Orang-orang membuat sebagus mungkin soal Life planning tersebut termasuk saya, yang nantinya dijadikan suatu acuan untuk langkah kedepannya.

Di dalam life planning tersebut, ada suatu fase yang mungkin agak sedikit kritis atau bisa dibilang kritis juga, yaitu fase dari kita sekarang #bujang (saat bikin life planning atau baca ini), sampai kita menikah. Pasti didalam life planning tersebut ada targetan-targetan kapan kita menikah, tahun berapa kita menikah atau beberapa tahun lagi kita menikah?

Bagaimana kita menunggu atau menjalani fase tersebut? Fase dari sekarang ini sampai kita Menikah nanti. Aktivitas-aktivitas apa yang kita lakukan atau apa yang harus kita lakukan? Berketepatan dengan itu Ustadz Salim A. Fillah dalam bukunya "Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan" dengan subbab Indahnya Menahan, saat berbuka Penuh Kejutan memberikan beberapa kiat kepada kita dalam menanti pernikahan dengan proses yang suci. Setidaknya ada 5 yang beliau jelaskan dalam buku tersebut.


1. Dzikrullah, Allah dekat saja!

Hakikat dzikir, adalah mengingat Allah di setiap tempat, kondisi, dan waktu.


“Orang – orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan mereka mentafakkuri penciptaan langit dan bumi. (Mereka mengatakan) Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau cipatakan semua ini dengan sia – sia, Maha Suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari azab neraka”(QS. Ali Imran ayat 191)

Ada beberapa dzikir Ma’tsur yang dituntunkan oleh Rasulallah SAW untuk dilakukan setiap pagi dan sore, menjelang tidur atau saat-saat khusus.

“yaitu Orang – orang yang beriman dan hati mereka tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. Ar Raad ayat 28)


Semoga dengan senantiasa Mengingat Allah, hati akan lebih tenang.



2. Maka Atasnyalah Puasa…


“Wahai sekalian pemuda….barangsiapa diantara kalian bersanggupan ba’ah maka hendaklah is menikah. Karena sesungguhnya ia dapat memejamkan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu, maka atasnyalah puasa, maka sesunggunya puasa itu benteng baginya. (HR Al Bukhari dan Muslim )


Ba’ah, dalam arti asalnya adalah tersedianya tempat tinggal. Jadi syarat anjuran untuk menikah di sini dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk menyediakan tempat tinggal bagi kehidupan rumah tangganya nanti. Oh, bukan berarti harus sudah memiliki rumah sendiri, apalagi jika harus megah. Tidak, tidak ada larangan menjadi kontraktor(pengontrak maksudnya) bahkan fatimah binti Rosulullah dan Ali di awal pernikahannya menempati sebuah rumah sangat sederhana yang statusnya hutang.

Memaknai puasa tak hanya sebagai lapar dan dahaga, ini yang sulit. Ada lidah, mata, tangan, dan kaki, yang juga tetap harus kita puasakan. Banyak prang berpuasa tanpa beroleh apa jua selain lapar dan dahaga. Tetapi adalah hina, jika enggan berpuasa karena takut tak mendapat apa – apa. Subhanallah, sungguh melegakan bahwa secara fisik lahiriah saja, logika puasa sebagai benteng ini sudah bersambung dengan sabda beliau SAW yang lain :

“Sesungguhnya syaithan itu berjalan didalam diri anak Adam melalaui peredaran darah. Maka persempitlah jalannya dengan lapar dan dahaga.(HR. Al Bukhari )



3. Menggapai Pertolongan Dengan Sabar dan Shalat

Ketika nafsu begitu haus, ketika syahwat begitu menggebu, tetap ada kesucian yang harus dipertahankan mati-matian. Betapa berat perjuangan, ia hanya menghargai para pemilik kesabaran. Ia gandengkan ruhnya yang berjuang mempertahankan kesucian, ia sambungkan jiwanya yang coba menegakkan sifat malu, dengan kesertaan Allah. Sungguh sebuah nikmat yang tak bisa diukur dengan neraca dunia.


“Wahai orang yang beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah berseta orang – orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 153 )

4. Nggak Ngaji Nggak Trendi !


Nah, dari pada sibuk bergalau, perlu n penting banget ni, Ngaji..
Perdalam ilmu ilmu agama…


"Barang siapa yang melakukan perjalanan menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah jalannya menuju syurga." ( HR Bukhari)


"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..." (QS. An-Nur:26)

**Dari hadist di atas sudah jelas bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim/mah. Dan masalah jodoh sudah di tetapkan dalam QS. 24:26 di atas bahwa lelaki baik akan berjodoh dengan wanita baik, pun begitu juga sebaliknya. Jika ingin meraih surga, maka tuntutlah ilmu. Jika inginkan jodohmu ialah seseorang yang baik, maka perbaikilah diri dulu lewat ilmu.



5. Melelahkan diri dengan Aktivitas Surgawi


“ Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” ( HR Al Bukhari )

Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak kata yang belum sempat terucap dan tersampaikan. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancangan karya yang belum kita wujudkan. Demi Allah, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan……

Padahal Allah telah menyediakan tempat belajar. Ada banyak masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA kekurangan pembina. Ada banyak acara da’wah kurang lancar sebab kurang personel memadai. Ada pengelolaan baksos yang belum profesional. LDK, DKM, Rohis masih pontang panting dan compang camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan kecil, ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang didepan rumah. Jutaan ummat terancam kristenisasi dan pemurtadan. Yang jauh dimata tapi harusnya dekat dihati? Jutaan pengungsi palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban senjata biologis, roket-roket penghancur, mortir dan bom karpet Amerika. Muslimah di teror, ditarik jilbabnya dan diperkosa…Astaghfirullah.

Demi Allah, ada banyak hal yang akan ditanyakan-Nya kepada kita, soal ukhuwah, cinta dan kepedulian…..
Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil bagian dalam da’wah. Sepantasnya saya di da’wahi dulu sampai benar-benar bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya berda’wah. Ketahuilah, kalau da’wah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain !!! Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada keterampilan lainnya, betapa berharganya anda sebagai penjemput ustadz pengisi kajian yang rumahnya nun jauh disana. Pun saat anda seorang yang agak pelit soal uang, ada jabatan bendahara Rohis menanti. Pun ketika anda hanya seorang yang suka jajan, andalah referensi sie konsumsi untuk mencari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika anda seorang yang suka bertualang, anda tetap referensi dan surveyor tangguh bagi team outbond islami. Pun ketika anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu sie transportasi ? pun kalau anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses, mengapa tak sejak sekarang belajar dalam sie dana usaha ? kalau anda ingin jadi aktivis LSM Muslim, kok tidak sejak sekarang mencoba mengumpulkan dan mengelola infaq untuk pengungsi ambon, poso, korban perang di Afghan, ‘Iraq dan Palestina? Begitu banyak yang bisa dilakukan dalam da’wah ini……


“ Hai orang-orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabb-Mu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah! Dan perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah ) Rabb-Mu, Bersabarlah! ( Al Mudatsir 1-7 ) 

Kerjakan semuanya yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam ini, saat kau rasakan pegal dipunggung, ngilu di kaki, dan nyeri di sendi, berbaringlah bertafakur ditempat tidur. Bermuhasabahlah sambil merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari…..

Nah, itu dia kiat-kiat yang ada didalam buku Ustadz Salim A Fillah, mudah-mudahan bermanfaat. Bukan berati setelah melewati fasenya, aktivitas diatas terhenti. Akan tetapi ini akan terus berlanjut sampai akhir hayat nanti :D

Memasuki tingkat tiga diperkuliahan, sedikit disibukan dengan apa yang disebut dengan life planning. Orang-orang membuat sebagus mungkin soal Life planning tersebut termasuk saya, yang nantinya dijadikan suatu acuan untuk langkah kedepannya.

Di dalam life planning tersebut, ada suatu fase yang mungkin agak sedikit kritis atau bisa dibilang kritis juga, yaitu fase dari kita sekarang #bujang (saat bikin life planning atau baca ini), sampai kita menikah. Pasti didalam life planning tersebut ada targetan-targetan kapan kita menikah, tahun berapa kita menikah atau beberapa tahun lagi kita menikah?

Bagaimana kita menunggu atau menjalani fase tersebut? Fase dari sekarang ini sampai kita Menikah nanti. Aktivitas-aktivitas apa yang kita lakukan atau apa yang harus kita lakukan? Berketepatan dengan itu Ustadz Salim A. Fillah dalam bukunya "Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan" dengan subbab Indahnya Menahan, saat berbuka Penuh Kejutan memberikan beberapa kiat kepada kita dalam menanti pernikahan dengan proses yang suci. Setidaknya ada 5 yang beliau jelaskan dalam buku tersebut.


1. Dzikrullah, Allah dekat saja!

Hakikat dzikir, adalah mengingat Allah di setiap tempat, kondisi, dan waktu.


“Orang – orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan mereka mentafakkuri penciptaan langit dan bumi. (Mereka mengatakan) Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau cipatakan semua ini dengan sia – sia, Maha Suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari azab neraka”(QS. Ali Imran ayat 191)

Ada beberapa dzikir Ma’tsur yang dituntunkan oleh Rasulallah SAW untuk dilakukan setiap pagi dan sore, menjelang tidur atau saat-saat khusus.

“yaitu Orang – orang yang beriman dan hati mereka tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. Ar Raad ayat 28)


Semoga dengan senantiasa Mengingat Allah, hati akan lebih tenang.



2. Maka Atasnyalah Puasa…


“Wahai sekalian pemuda….barangsiapa diantara kalian bersanggupan ba’ah maka hendaklah is menikah. Karena sesungguhnya ia dapat memejamkan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu, maka atasnyalah puasa, maka sesunggunya puasa itu benteng baginya. (HR Al Bukhari dan Muslim )


Ba’ah, dalam arti asalnya adalah tersedianya tempat tinggal. Jadi syarat anjuran untuk menikah di sini dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk menyediakan tempat tinggal bagi kehidupan rumah tangganya nanti. Oh, bukan berarti harus sudah memiliki rumah sendiri, apalagi jika harus megah. Tidak, tidak ada larangan menjadi kontraktor(pengontrak maksudnya) bahkan fatimah binti Rosulullah dan Ali di awal pernikahannya menempati sebuah rumah sangat sederhana yang statusnya hutang.

Memaknai puasa tak hanya sebagai lapar dan dahaga, ini yang sulit. Ada lidah, mata, tangan, dan kaki, yang juga tetap harus kita puasakan. Banyak prang berpuasa tanpa beroleh apa jua selain lapar dan dahaga. Tetapi adalah hina, jika enggan berpuasa karena takut tak mendapat apa – apa. Subhanallah, sungguh melegakan bahwa secara fisik lahiriah saja, logika puasa sebagai benteng ini sudah bersambung dengan sabda beliau SAW yang lain :

“Sesungguhnya syaithan itu berjalan didalam diri anak Adam melalaui peredaran darah. Maka persempitlah jalannya dengan lapar dan dahaga.(HR. Al Bukhari )



3. Menggapai Pertolongan Dengan Sabar dan Shalat

Ketika nafsu begitu haus, ketika syahwat begitu menggebu, tetap ada kesucian yang harus dipertahankan mati-matian. Betapa berat perjuangan, ia hanya menghargai para pemilik kesabaran. Ia gandengkan ruhnya yang berjuang mempertahankan kesucian, ia sambungkan jiwanya yang coba menegakkan sifat malu, dengan kesertaan Allah. Sungguh sebuah nikmat yang tak bisa diukur dengan neraca dunia.


“Wahai orang yang beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah berseta orang – orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 153 )

4. Nggak Ngaji Nggak Trendi !


Nah, dari pada sibuk bergalau, perlu n penting banget ni, Ngaji..
Perdalam ilmu ilmu agama…


"Barang siapa yang melakukan perjalanan menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah jalannya menuju syurga." ( HR Bukhari)


"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..." (QS. An-Nur:26)

**Dari hadist di atas sudah jelas bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim/mah. Dan masalah jodoh sudah di tetapkan dalam QS. 24:26 di atas bahwa lelaki baik akan berjodoh dengan wanita baik, pun begitu juga sebaliknya. Jika ingin meraih surga, maka tuntutlah ilmu. Jika inginkan jodohmu ialah seseorang yang baik, maka perbaikilah diri dulu lewat ilmu.



5. Melelahkan diri dengan Aktivitas Surgawi


“ Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” ( HR Al Bukhari )

Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak kata yang belum sempat terucap dan tersampaikan. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancangan karya yang belum kita wujudkan. Demi Allah, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan……

Padahal Allah telah menyediakan tempat belajar. Ada banyak masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA kekurangan pembina. Ada banyak acara da’wah kurang lancar sebab kurang personel memadai. Ada pengelolaan baksos yang belum profesional. LDK, DKM, Rohis masih pontang panting dan compang camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan kecil, ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang didepan rumah. Jutaan ummat terancam kristenisasi dan pemurtadan. Yang jauh dimata tapi harusnya dekat dihati? Jutaan pengungsi palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban senjata biologis, roket-roket penghancur, mortir dan bom karpet Amerika. Muslimah di teror, ditarik jilbabnya dan diperkosa…Astaghfirullah.

Demi Allah, ada banyak hal yang akan ditanyakan-Nya kepada kita, soal ukhuwah, cinta dan kepedulian…..
Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil bagian dalam da’wah. Sepantasnya saya di da’wahi dulu sampai benar-benar bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya berda’wah. Ketahuilah, kalau da’wah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain !!! Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada keterampilan lainnya, betapa berharganya anda sebagai penjemput ustadz pengisi kajian yang rumahnya nun jauh disana. Pun saat anda seorang yang agak pelit soal uang, ada jabatan bendahara Rohis menanti. Pun ketika anda hanya seorang yang suka jajan, andalah referensi sie konsumsi untuk mencari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika anda seorang yang suka bertualang, anda tetap referensi dan surveyor tangguh bagi team outbond islami. Pun ketika anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu sie transportasi ? pun kalau anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses, mengapa tak sejak sekarang belajar dalam sie dana usaha ? kalau anda ingin jadi aktivis LSM Muslim, kok tidak sejak sekarang mencoba mengumpulkan dan mengelola infaq untuk pengungsi ambon, poso, korban perang di Afghan, ‘Iraq dan Palestina? Begitu banyak yang bisa dilakukan dalam da’wah ini……


“ Hai orang-orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabb-Mu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah! Dan perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah ) Rabb-Mu, Bersabarlah! ( Al Mudatsir 1-7 ) 

Kerjakan semuanya yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam ini, saat kau rasakan pegal dipunggung, ngilu di kaki, dan nyeri di sendi, berbaringlah bertafakur ditempat tidur. Bermuhasabahlah sambil merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari…..

Nah, itu dia kiat-kiat yang ada didalam buku Ustadz Salim A Fillah, mudah-mudahan bermanfaat. Bukan berati setelah melewati fasenya, aktivitas diatas terhenti. Akan tetapi ini akan terus berlanjut sampai akhir hayat nanti :D

Saturday, 23 March 2013

Anda manusia? apa yang anda lakukan sebagai manusia? Apa tugas anda Sebagai manusia? Mudah-mudahan ayat dibawah ini bisa menjawab pertanyaan diatas. 

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (Adz Dzaariyat :56)

 Ya, Ibadah. Tugas utama dari seorang insan yang disebut Manusia itu ialah Ibadah. Apa makna dari Ibadah itu sendiri? Menurut Syeikh Islam Ibnu Taimiah Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah, berupa perkataan atau perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi.

Apa sajakah yang dicintai dan diridhoi oleh Allah ?
  • Yang diperintahkan (harus diniatkan hanya untuk Allah) seperti Sholat, Puasa, Zakat, Haji, Tilawah dan lain-lain
  • Yang dimubahkan
  • Yang diharamkan tidak akan jadi Ibadah
Lantas, kenapakah kita mesti beribadah? ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait ibadah itu sendiri.

  1.  Ibadah merupakan Hiburan bagi orang beriman. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau aktivitas yang menghimpit jiwa, kita butuh waktu untuk melenggangkannya kembali. Dan Ibadah ini menjadi hiburan yang menentramkan dan meluaskan hati kita kembali. Senada Rasulullah bersabda pada seorang sahabat "yaa bilaal, arihnaa bish shalaah" wahai bilal, istirahatkan kami dengan shalat.
  2. Sebagai tempat untuk menyelesaikan Masalah. Yang Mashur sering kita dengar dan kita lakukan mungkin soal Sholat Istikharah. Kemudian mengadukan segala Problem atau masalah kita di penghujung sepertiga malam. Mengadulah hanya kepada-Nya yang mengatur alam ini dan segala urusan.
  3. Tambahan pengetahuan Ilmu yang tidak terbuka. Mungkin pernah kita rasakan sesuatu hal yang sebenarnya simple, tapi sulit kita pelajari. Mungkin saja disitu Allah masih belum membukakan ilmunya kepada kita. disalah satu potongan ayat 282 dalam Surat Al Baqarah "Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Maka, dengan Taqwa Allah akan mengajarkan Ilmunya, yang mana Allah maha Mengetahui segala sesuatu. Dan jalan yang menghantarkan kepada suatu ketaqwaan yaitu Ibadah.
Kemudian,bagaimanakan Ibadah yang benar itu ? Ada 2 syarat dalam melakukan Ibadah
  1. Niat. Ikhlas dalam niat. Semata-mata dalam melakukan ibadah itu hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
  2. Tata cara. Jika soal urusan dunia, maka diserahkan semuanya kepada Manusia. Misalnya tentang Mengawinkan pohon kurma. Jika ia merupakan suatu Ibadah, maka ia harus sesuai tuntunan dari Rasulallah.

Kajian Fiqih Dakwah
Ustd. Rasikh LC
Dari Buku Fiqih Dakwah Jilid 2
Syeikh Mustafa Mansyur

Anda manusia? apa yang anda lakukan sebagai manusia? Apa tugas anda Sebagai manusia? Mudah-mudahan ayat dibawah ini bisa menjawab pertanyaan diatas. 

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (Adz Dzaariyat :56)

 Ya, Ibadah. Tugas utama dari seorang insan yang disebut Manusia itu ialah Ibadah. Apa makna dari Ibadah itu sendiri? Menurut Syeikh Islam Ibnu Taimiah Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah, berupa perkataan atau perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi.

Apa sajakah yang dicintai dan diridhoi oleh Allah ?
  • Yang diperintahkan (harus diniatkan hanya untuk Allah) seperti Sholat, Puasa, Zakat, Haji, Tilawah dan lain-lain
  • Yang dimubahkan
  • Yang diharamkan tidak akan jadi Ibadah
Lantas, kenapakah kita mesti beribadah? ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait ibadah itu sendiri.

  1.  Ibadah merupakan Hiburan bagi orang beriman. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau aktivitas yang menghimpit jiwa, kita butuh waktu untuk melenggangkannya kembali. Dan Ibadah ini menjadi hiburan yang menentramkan dan meluaskan hati kita kembali. Senada Rasulullah bersabda pada seorang sahabat "yaa bilaal, arihnaa bish shalaah" wahai bilal, istirahatkan kami dengan shalat.
  2. Sebagai tempat untuk menyelesaikan Masalah. Yang Mashur sering kita dengar dan kita lakukan mungkin soal Sholat Istikharah. Kemudian mengadukan segala Problem atau masalah kita di penghujung sepertiga malam. Mengadulah hanya kepada-Nya yang mengatur alam ini dan segala urusan.
  3. Tambahan pengetahuan Ilmu yang tidak terbuka. Mungkin pernah kita rasakan sesuatu hal yang sebenarnya simple, tapi sulit kita pelajari. Mungkin saja disitu Allah masih belum membukakan ilmunya kepada kita. disalah satu potongan ayat 282 dalam Surat Al Baqarah "Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." Maka, dengan Taqwa Allah akan mengajarkan Ilmunya, yang mana Allah maha Mengetahui segala sesuatu. Dan jalan yang menghantarkan kepada suatu ketaqwaan yaitu Ibadah.
Kemudian,bagaimanakan Ibadah yang benar itu ? Ada 2 syarat dalam melakukan Ibadah
  1. Niat. Ikhlas dalam niat. Semata-mata dalam melakukan ibadah itu hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
  2. Tata cara. Jika soal urusan dunia, maka diserahkan semuanya kepada Manusia. Misalnya tentang Mengawinkan pohon kurma. Jika ia merupakan suatu Ibadah, maka ia harus sesuai tuntunan dari Rasulallah.

Kajian Fiqih Dakwah
Ustd. Rasikh LC
Dari Buku Fiqih Dakwah Jilid 2
Syeikh Mustafa Mansyur