Ilmu adalah binatang Buruan.
Dan Pena yang menuliskan adalah tali Pengekangnya
-Imam Asy Syafi'i-

Thursday 4 April 2013

Dalam perjalanan hidup, anda sangat mungkin pernah mempunyai seorang kawan; semula baik, tiba-tiba berubah jahat; semula alim, tiba-tiba berubah bandel; semula dewasa, tetapi berubah kekanakan; semula lurus, tetapi berubah bengkok; dan semula shalih, tetapi sekarang propagandis neraka.

Pernahkah anda bertanya mengapa itu bisa terjadi? Dan, mungkinkah melakukan hal yang sebaliknya?

Jawabannya adalah itulah metode Setan!

Ibnul Qayyim menjelaskan hal tersebut dengan mengatakan sebagai berikut:


"Pada mulanya setan memasuki manusia melalui lintasan pikiran yang lewat dalam benaknya. Lintasan pikiran itu terus berulang dan terngiang dalam kesadarannya, maka jadilah ia memori."

"Setelah terpendam beberapa lama dalam memori, ia mengalami proses perwujudan dan pembentukan, maka jadilah ia ide atau gagasan. Ketika ia telah menjadi memori, apalagi ketika ia telah mewujud secara nyata dalam ide atau gagasan. Maka, turunlah setan ke wilayah yang lebih dalam pada kepribadianmu."

"Ia turun menjadi keyakinan. Jika engkau tak kuasa menolaknya disini, maka ia akan turun lebih dalam dan menjadi kemauan. Jika engkau gagal menghadapi kemauanmu sendiri, maka ia akan turun ke lapisan paling akhir dari wilayah hatimu, yaitu tekad."

Inilah tiga lapisan yang membentuk wilayah hati seseorang. Disini engkau tentu lebih sulit menolak kehadiran dan pengaruh setan. Sebab, setelah sampai di tepian tekad, ia segera melompat keluar dari diri anda, maka jadilah ia tindakan. Satu kali dua kali dia melakukannya, maka ia akan tertarik untuk melakukannya lagi. Maka,jadilah ia suatu kebiasaan. Dan jika kebiasaan itu berlangsung lama, maka terbentuklah ia menjadi karakter"

Dari wilayah akal terbentuk cara berpikir, dan dari wilayah fisik terbentuk cara berprilaku. Cara berpikir menjadi visi. Dan cara berperilaku menjadi karakter.

Membentuk Karakter Cara Islam (M. Anis Matta) hal 70-72

0 comments:

Post a Comment

comment