Ilmu adalah binatang Buruan.
Dan Pena yang menuliskan adalah tali Pengekangnya
-Imam Asy Syafi'i-

Thursday 4 April 2013

Dalam perjalanan hidup, anda sangat mungkin pernah mempunyai seorang kawan; semula baik, tiba-tiba berubah jahat; semula alim, tiba-tiba berubah bandel; semula dewasa, tetapi berubah kekanakan; semula lurus, tetapi berubah bengkok; dan semula shalih, tetapi sekarang propagandis neraka.

Pernahkah anda bertanya mengapa itu bisa terjadi? Dan, mungkinkah melakukan hal yang sebaliknya?

Jawabannya adalah itulah metode Setan!

Ibnul Qayyim menjelaskan hal tersebut dengan mengatakan sebagai berikut:


"Pada mulanya setan memasuki manusia melalui lintasan pikiran yang lewat dalam benaknya. Lintasan pikiran itu terus berulang dan terngiang dalam kesadarannya, maka jadilah ia memori."

"Setelah terpendam beberapa lama dalam memori, ia mengalami proses perwujudan dan pembentukan, maka jadilah ia ide atau gagasan. Ketika ia telah menjadi memori, apalagi ketika ia telah mewujud secara nyata dalam ide atau gagasan. Maka, turunlah setan ke wilayah yang lebih dalam pada kepribadianmu."

"Ia turun menjadi keyakinan. Jika engkau tak kuasa menolaknya disini, maka ia akan turun lebih dalam dan menjadi kemauan. Jika engkau gagal menghadapi kemauanmu sendiri, maka ia akan turun ke lapisan paling akhir dari wilayah hatimu, yaitu tekad."

Inilah tiga lapisan yang membentuk wilayah hati seseorang. Disini engkau tentu lebih sulit menolak kehadiran dan pengaruh setan. Sebab, setelah sampai di tepian tekad, ia segera melompat keluar dari diri anda, maka jadilah ia tindakan. Satu kali dua kali dia melakukannya, maka ia akan tertarik untuk melakukannya lagi. Maka,jadilah ia suatu kebiasaan. Dan jika kebiasaan itu berlangsung lama, maka terbentuklah ia menjadi karakter"

Dari wilayah akal terbentuk cara berpikir, dan dari wilayah fisik terbentuk cara berprilaku. Cara berpikir menjadi visi. Dan cara berperilaku menjadi karakter.

Membentuk Karakter Cara Islam (M. Anis Matta) hal 70-72

Dalam perjalanan hidup, anda sangat mungkin pernah mempunyai seorang kawan; semula baik, tiba-tiba berubah jahat; semula alim, tiba-tiba berubah bandel; semula dewasa, tetapi berubah kekanakan; semula lurus, tetapi berubah bengkok; dan semula shalih, tetapi sekarang propagandis neraka.

Pernahkah anda bertanya mengapa itu bisa terjadi? Dan, mungkinkah melakukan hal yang sebaliknya?

Jawabannya adalah itulah metode Setan!

Ibnul Qayyim menjelaskan hal tersebut dengan mengatakan sebagai berikut:


"Pada mulanya setan memasuki manusia melalui lintasan pikiran yang lewat dalam benaknya. Lintasan pikiran itu terus berulang dan terngiang dalam kesadarannya, maka jadilah ia memori."

"Setelah terpendam beberapa lama dalam memori, ia mengalami proses perwujudan dan pembentukan, maka jadilah ia ide atau gagasan. Ketika ia telah menjadi memori, apalagi ketika ia telah mewujud secara nyata dalam ide atau gagasan. Maka, turunlah setan ke wilayah yang lebih dalam pada kepribadianmu."

"Ia turun menjadi keyakinan. Jika engkau tak kuasa menolaknya disini, maka ia akan turun lebih dalam dan menjadi kemauan. Jika engkau gagal menghadapi kemauanmu sendiri, maka ia akan turun ke lapisan paling akhir dari wilayah hatimu, yaitu tekad."

Inilah tiga lapisan yang membentuk wilayah hati seseorang. Disini engkau tentu lebih sulit menolak kehadiran dan pengaruh setan. Sebab, setelah sampai di tepian tekad, ia segera melompat keluar dari diri anda, maka jadilah ia tindakan. Satu kali dua kali dia melakukannya, maka ia akan tertarik untuk melakukannya lagi. Maka,jadilah ia suatu kebiasaan. Dan jika kebiasaan itu berlangsung lama, maka terbentuklah ia menjadi karakter"

Dari wilayah akal terbentuk cara berpikir, dan dari wilayah fisik terbentuk cara berprilaku. Cara berpikir menjadi visi. Dan cara berperilaku menjadi karakter.

Membentuk Karakter Cara Islam (M. Anis Matta) hal 70-72

Wednesday 3 April 2013

Membuka kembali catatan yang pernah digoreskan dalam lembaran-lembaran kertas yang terdahulu, mengingatkan kembali akan zamannya SMA, ketika sang Guru memberikan kritik atas jawaban seorang siswa mengenai penjelasan seorang tokoh. Siswa tersebut menjelaskan tentang watak beberapa orang tokoh yang mana, watak dari tokoh tersebut ekstreme kiri dan ada pula ekstreme kanan. 

Sang guru tersebut kemudian menjelaskan bahwa dalam penggambaran seorang tokoh atau watak dari seorang tokoh, itu harus seimbang, ada baiknya dan ada buruknya. Jika seorang tokoh tersebut baik seluruh wataknya, maka ia bisa disebut dengan Malaikat dan bila jelek seluruh wataknya maka ia bisa disebut dengan Setan. Ungkap sang Guru yang memberikan penjelasan kepada kami siswa XII IPA 3 di SMAN 1 Leuwiliang. Dan Gru tersebut guru B. Indonesia yang kerenlah, pokona mah.

Lantas, apa hubungannya catatan pada lembaran-lembaran kertas yang terdahulu dengan cerita diatas? Ya, pada intinya, hakikat manusia itu terdiri dari 2 jenis. Yaitu Turob (Tanah) dan Ar-ruh (ruhani). Turob tersebut mengarah ke bumi dan Ruh tersebut mengarah ke langit.
Faalhamaha Fujuroha wa Taqwaha 
“Maka Dia mengilhamkan (kepada setiap jiwa) jalan dosanya dan jalan taqwanya.”
(Qs. Asy-Syams: 8)

Hanya itu, itu yang mesti kita ingat, bahwa dalam diri seseorang itu ada 2 sisi yang ia punya. Sisi kebaikan dan sisi keburukan. Jangan sampai kita meMalaikatkan manusia atau menSetankan manusia. Jadilah bijak dengan meManusiakan manusia karena kita pun ingin diperlakukan seperti itu.

Berbuat kesalahan itu hal biasa, karena manusia tempatnya salah dan lupa. Berbuat suatu kebenaran pun merupakan suatu hal yang biasa karena itu merupakan fitrah dari manusia yang berasal dari ruh. Bukankah sudah sering kita mendengar atau membaca tentang kisah seseorang yang telah membunuh 99 orang yang ingin bertaubat? Atau kisah tentang seorang Tamir masjid yang tertarik pada lawan jenis?

Bagaimana akhir dari kehidupan mereka? Ya, si pembunuh 99 orang itu dikabarkan masuk surga karena di akhir hayatnya ia bertaubat dan taubatnya diterima dan si Tamir mesjid nasib akhirnya mengenaskan. Siapa menyangka.

Adakah kita atau orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang menikmati indahnya iman dan Islam tau bagaimana akhir hayat kita? Istiqomah kah?
Atau kita dan orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang bermaksiat, apakah tau kita akan akhir hayatnya? Bertaubat kah?

Intinya, manusia itu menpunyai 2 sisi di dalam kehidupannya. Yang membedakan antara satu dan yang lainnya adalah seberapa dominan sisi itu. Apakah dominan pada tanah? Atau dominan pada Ruh? Juga bagaimana keadaan terakhir kehidupannya. Apakah dalam keadaan beriman? Atau dalam keadaan bermaksiat?

Mudah-mudahan kita menjadi bagian dari orang-orang yang lebih dominan pada sisi kebaikan dan dimatikan dalam keadaan beriman dan Khusnul Khatimah. Aamiin :D

Semoga bermanfaat, Mohon koreksinya :D

Membuka kembali catatan yang pernah digoreskan dalam lembaran-lembaran kertas yang terdahulu, mengingatkan kembali akan zamannya SMA, ketika sang Guru memberikan kritik atas jawaban seorang siswa mengenai penjelasan seorang tokoh. Siswa tersebut menjelaskan tentang watak beberapa orang tokoh yang mana, watak dari tokoh tersebut ekstreme kiri dan ada pula ekstreme kanan. 

Sang guru tersebut kemudian menjelaskan bahwa dalam penggambaran seorang tokoh atau watak dari seorang tokoh, itu harus seimbang, ada baiknya dan ada buruknya. Jika seorang tokoh tersebut baik seluruh wataknya, maka ia bisa disebut dengan Malaikat dan bila jelek seluruh wataknya maka ia bisa disebut dengan Setan. Ungkap sang Guru yang memberikan penjelasan kepada kami siswa XII IPA 3 di SMAN 1 Leuwiliang. Dan Gru tersebut guru B. Indonesia yang kerenlah, pokona mah.

Lantas, apa hubungannya catatan pada lembaran-lembaran kertas yang terdahulu dengan cerita diatas? Ya, pada intinya, hakikat manusia itu terdiri dari 2 jenis. Yaitu Turob (Tanah) dan Ar-ruh (ruhani). Turob tersebut mengarah ke bumi dan Ruh tersebut mengarah ke langit.
Faalhamaha Fujuroha wa Taqwaha 
“Maka Dia mengilhamkan (kepada setiap jiwa) jalan dosanya dan jalan taqwanya.”
(Qs. Asy-Syams: 8)

Hanya itu, itu yang mesti kita ingat, bahwa dalam diri seseorang itu ada 2 sisi yang ia punya. Sisi kebaikan dan sisi keburukan. Jangan sampai kita meMalaikatkan manusia atau menSetankan manusia. Jadilah bijak dengan meManusiakan manusia karena kita pun ingin diperlakukan seperti itu.

Berbuat kesalahan itu hal biasa, karena manusia tempatnya salah dan lupa. Berbuat suatu kebenaran pun merupakan suatu hal yang biasa karena itu merupakan fitrah dari manusia yang berasal dari ruh. Bukankah sudah sering kita mendengar atau membaca tentang kisah seseorang yang telah membunuh 99 orang yang ingin bertaubat? Atau kisah tentang seorang Tamir masjid yang tertarik pada lawan jenis?

Bagaimana akhir dari kehidupan mereka? Ya, si pembunuh 99 orang itu dikabarkan masuk surga karena di akhir hayatnya ia bertaubat dan taubatnya diterima dan si Tamir mesjid nasib akhirnya mengenaskan. Siapa menyangka.

Adakah kita atau orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang menikmati indahnya iman dan Islam tau bagaimana akhir hayat kita? Istiqomah kah?
Atau kita dan orang-orang disekitar kita yang sekarang mungkin sedang bermaksiat, apakah tau kita akan akhir hayatnya? Bertaubat kah?

Intinya, manusia itu menpunyai 2 sisi di dalam kehidupannya. Yang membedakan antara satu dan yang lainnya adalah seberapa dominan sisi itu. Apakah dominan pada tanah? Atau dominan pada Ruh? Juga bagaimana keadaan terakhir kehidupannya. Apakah dalam keadaan beriman? Atau dalam keadaan bermaksiat?

Mudah-mudahan kita menjadi bagian dari orang-orang yang lebih dominan pada sisi kebaikan dan dimatikan dalam keadaan beriman dan Khusnul Khatimah. Aamiin :D

Semoga bermanfaat, Mohon koreksinya :D

Tuesday 2 April 2013

Memasuki tingkat tiga diperkuliahan, sedikit disibukan dengan apa yang disebut dengan life planning. Orang-orang membuat sebagus mungkin soal Life planning tersebut termasuk saya, yang nantinya dijadikan suatu acuan untuk langkah kedepannya.

Di dalam life planning tersebut, ada suatu fase yang mungkin agak sedikit kritis atau bisa dibilang kritis juga, yaitu fase dari kita sekarang #bujang (saat bikin life planning atau baca ini), sampai kita menikah. Pasti didalam life planning tersebut ada targetan-targetan kapan kita menikah, tahun berapa kita menikah atau beberapa tahun lagi kita menikah?

Bagaimana kita menunggu atau menjalani fase tersebut? Fase dari sekarang ini sampai kita Menikah nanti. Aktivitas-aktivitas apa yang kita lakukan atau apa yang harus kita lakukan? Berketepatan dengan itu Ustadz Salim A. Fillah dalam bukunya "Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan" dengan subbab Indahnya Menahan, saat berbuka Penuh Kejutan memberikan beberapa kiat kepada kita dalam menanti pernikahan dengan proses yang suci. Setidaknya ada 5 yang beliau jelaskan dalam buku tersebut.


1. Dzikrullah, Allah dekat saja!

Hakikat dzikir, adalah mengingat Allah di setiap tempat, kondisi, dan waktu.


“Orang – orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan mereka mentafakkuri penciptaan langit dan bumi. (Mereka mengatakan) Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau cipatakan semua ini dengan sia – sia, Maha Suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari azab neraka”(QS. Ali Imran ayat 191)

Ada beberapa dzikir Ma’tsur yang dituntunkan oleh Rasulallah SAW untuk dilakukan setiap pagi dan sore, menjelang tidur atau saat-saat khusus.

“yaitu Orang – orang yang beriman dan hati mereka tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. Ar Raad ayat 28)


Semoga dengan senantiasa Mengingat Allah, hati akan lebih tenang.



2. Maka Atasnyalah Puasa…


“Wahai sekalian pemuda….barangsiapa diantara kalian bersanggupan ba’ah maka hendaklah is menikah. Karena sesungguhnya ia dapat memejamkan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu, maka atasnyalah puasa, maka sesunggunya puasa itu benteng baginya. (HR Al Bukhari dan Muslim )


Ba’ah, dalam arti asalnya adalah tersedianya tempat tinggal. Jadi syarat anjuran untuk menikah di sini dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk menyediakan tempat tinggal bagi kehidupan rumah tangganya nanti. Oh, bukan berarti harus sudah memiliki rumah sendiri, apalagi jika harus megah. Tidak, tidak ada larangan menjadi kontraktor(pengontrak maksudnya) bahkan fatimah binti Rosulullah dan Ali di awal pernikahannya menempati sebuah rumah sangat sederhana yang statusnya hutang.

Memaknai puasa tak hanya sebagai lapar dan dahaga, ini yang sulit. Ada lidah, mata, tangan, dan kaki, yang juga tetap harus kita puasakan. Banyak prang berpuasa tanpa beroleh apa jua selain lapar dan dahaga. Tetapi adalah hina, jika enggan berpuasa karena takut tak mendapat apa – apa. Subhanallah, sungguh melegakan bahwa secara fisik lahiriah saja, logika puasa sebagai benteng ini sudah bersambung dengan sabda beliau SAW yang lain :

“Sesungguhnya syaithan itu berjalan didalam diri anak Adam melalaui peredaran darah. Maka persempitlah jalannya dengan lapar dan dahaga.(HR. Al Bukhari )



3. Menggapai Pertolongan Dengan Sabar dan Shalat

Ketika nafsu begitu haus, ketika syahwat begitu menggebu, tetap ada kesucian yang harus dipertahankan mati-matian. Betapa berat perjuangan, ia hanya menghargai para pemilik kesabaran. Ia gandengkan ruhnya yang berjuang mempertahankan kesucian, ia sambungkan jiwanya yang coba menegakkan sifat malu, dengan kesertaan Allah. Sungguh sebuah nikmat yang tak bisa diukur dengan neraca dunia.


“Wahai orang yang beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah berseta orang – orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 153 )

4. Nggak Ngaji Nggak Trendi !


Nah, dari pada sibuk bergalau, perlu n penting banget ni, Ngaji..
Perdalam ilmu ilmu agama…


"Barang siapa yang melakukan perjalanan menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah jalannya menuju syurga." ( HR Bukhari)


"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..." (QS. An-Nur:26)

**Dari hadist di atas sudah jelas bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim/mah. Dan masalah jodoh sudah di tetapkan dalam QS. 24:26 di atas bahwa lelaki baik akan berjodoh dengan wanita baik, pun begitu juga sebaliknya. Jika ingin meraih surga, maka tuntutlah ilmu. Jika inginkan jodohmu ialah seseorang yang baik, maka perbaikilah diri dulu lewat ilmu.



5. Melelahkan diri dengan Aktivitas Surgawi


“ Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” ( HR Al Bukhari )

Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak kata yang belum sempat terucap dan tersampaikan. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancangan karya yang belum kita wujudkan. Demi Allah, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan……

Padahal Allah telah menyediakan tempat belajar. Ada banyak masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA kekurangan pembina. Ada banyak acara da’wah kurang lancar sebab kurang personel memadai. Ada pengelolaan baksos yang belum profesional. LDK, DKM, Rohis masih pontang panting dan compang camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan kecil, ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang didepan rumah. Jutaan ummat terancam kristenisasi dan pemurtadan. Yang jauh dimata tapi harusnya dekat dihati? Jutaan pengungsi palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban senjata biologis, roket-roket penghancur, mortir dan bom karpet Amerika. Muslimah di teror, ditarik jilbabnya dan diperkosa…Astaghfirullah.

Demi Allah, ada banyak hal yang akan ditanyakan-Nya kepada kita, soal ukhuwah, cinta dan kepedulian…..
Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil bagian dalam da’wah. Sepantasnya saya di da’wahi dulu sampai benar-benar bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya berda’wah. Ketahuilah, kalau da’wah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain !!! Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada keterampilan lainnya, betapa berharganya anda sebagai penjemput ustadz pengisi kajian yang rumahnya nun jauh disana. Pun saat anda seorang yang agak pelit soal uang, ada jabatan bendahara Rohis menanti. Pun ketika anda hanya seorang yang suka jajan, andalah referensi sie konsumsi untuk mencari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika anda seorang yang suka bertualang, anda tetap referensi dan surveyor tangguh bagi team outbond islami. Pun ketika anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu sie transportasi ? pun kalau anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses, mengapa tak sejak sekarang belajar dalam sie dana usaha ? kalau anda ingin jadi aktivis LSM Muslim, kok tidak sejak sekarang mencoba mengumpulkan dan mengelola infaq untuk pengungsi ambon, poso, korban perang di Afghan, ‘Iraq dan Palestina? Begitu banyak yang bisa dilakukan dalam da’wah ini……


“ Hai orang-orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabb-Mu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah! Dan perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah ) Rabb-Mu, Bersabarlah! ( Al Mudatsir 1-7 ) 

Kerjakan semuanya yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam ini, saat kau rasakan pegal dipunggung, ngilu di kaki, dan nyeri di sendi, berbaringlah bertafakur ditempat tidur. Bermuhasabahlah sambil merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari…..

Nah, itu dia kiat-kiat yang ada didalam buku Ustadz Salim A Fillah, mudah-mudahan bermanfaat. Bukan berati setelah melewati fasenya, aktivitas diatas terhenti. Akan tetapi ini akan terus berlanjut sampai akhir hayat nanti :D

Memasuki tingkat tiga diperkuliahan, sedikit disibukan dengan apa yang disebut dengan life planning. Orang-orang membuat sebagus mungkin soal Life planning tersebut termasuk saya, yang nantinya dijadikan suatu acuan untuk langkah kedepannya.

Di dalam life planning tersebut, ada suatu fase yang mungkin agak sedikit kritis atau bisa dibilang kritis juga, yaitu fase dari kita sekarang #bujang (saat bikin life planning atau baca ini), sampai kita menikah. Pasti didalam life planning tersebut ada targetan-targetan kapan kita menikah, tahun berapa kita menikah atau beberapa tahun lagi kita menikah?

Bagaimana kita menunggu atau menjalani fase tersebut? Fase dari sekarang ini sampai kita Menikah nanti. Aktivitas-aktivitas apa yang kita lakukan atau apa yang harus kita lakukan? Berketepatan dengan itu Ustadz Salim A. Fillah dalam bukunya "Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan" dengan subbab Indahnya Menahan, saat berbuka Penuh Kejutan memberikan beberapa kiat kepada kita dalam menanti pernikahan dengan proses yang suci. Setidaknya ada 5 yang beliau jelaskan dalam buku tersebut.


1. Dzikrullah, Allah dekat saja!

Hakikat dzikir, adalah mengingat Allah di setiap tempat, kondisi, dan waktu.


“Orang – orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan mereka mentafakkuri penciptaan langit dan bumi. (Mereka mengatakan) Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau cipatakan semua ini dengan sia – sia, Maha Suci Engkau, maka jauhkanlah kami dari azab neraka”(QS. Ali Imran ayat 191)

Ada beberapa dzikir Ma’tsur yang dituntunkan oleh Rasulallah SAW untuk dilakukan setiap pagi dan sore, menjelang tidur atau saat-saat khusus.

“yaitu Orang – orang yang beriman dan hati mereka tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. Ar Raad ayat 28)


Semoga dengan senantiasa Mengingat Allah, hati akan lebih tenang.



2. Maka Atasnyalah Puasa…


“Wahai sekalian pemuda….barangsiapa diantara kalian bersanggupan ba’ah maka hendaklah is menikah. Karena sesungguhnya ia dapat memejamkan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa belum mampu, maka atasnyalah puasa, maka sesunggunya puasa itu benteng baginya. (HR Al Bukhari dan Muslim )


Ba’ah, dalam arti asalnya adalah tersedianya tempat tinggal. Jadi syarat anjuran untuk menikah di sini dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk menyediakan tempat tinggal bagi kehidupan rumah tangganya nanti. Oh, bukan berarti harus sudah memiliki rumah sendiri, apalagi jika harus megah. Tidak, tidak ada larangan menjadi kontraktor(pengontrak maksudnya) bahkan fatimah binti Rosulullah dan Ali di awal pernikahannya menempati sebuah rumah sangat sederhana yang statusnya hutang.

Memaknai puasa tak hanya sebagai lapar dan dahaga, ini yang sulit. Ada lidah, mata, tangan, dan kaki, yang juga tetap harus kita puasakan. Banyak prang berpuasa tanpa beroleh apa jua selain lapar dan dahaga. Tetapi adalah hina, jika enggan berpuasa karena takut tak mendapat apa – apa. Subhanallah, sungguh melegakan bahwa secara fisik lahiriah saja, logika puasa sebagai benteng ini sudah bersambung dengan sabda beliau SAW yang lain :

“Sesungguhnya syaithan itu berjalan didalam diri anak Adam melalaui peredaran darah. Maka persempitlah jalannya dengan lapar dan dahaga.(HR. Al Bukhari )



3. Menggapai Pertolongan Dengan Sabar dan Shalat

Ketika nafsu begitu haus, ketika syahwat begitu menggebu, tetap ada kesucian yang harus dipertahankan mati-matian. Betapa berat perjuangan, ia hanya menghargai para pemilik kesabaran. Ia gandengkan ruhnya yang berjuang mempertahankan kesucian, ia sambungkan jiwanya yang coba menegakkan sifat malu, dengan kesertaan Allah. Sungguh sebuah nikmat yang tak bisa diukur dengan neraca dunia.


“Wahai orang yang beriman, mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah berseta orang – orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 153 )

4. Nggak Ngaji Nggak Trendi !


Nah, dari pada sibuk bergalau, perlu n penting banget ni, Ngaji..
Perdalam ilmu ilmu agama…


"Barang siapa yang melakukan perjalanan menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah jalannya menuju syurga." ( HR Bukhari)


"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)..." (QS. An-Nur:26)

**Dari hadist di atas sudah jelas bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim/mah. Dan masalah jodoh sudah di tetapkan dalam QS. 24:26 di atas bahwa lelaki baik akan berjodoh dengan wanita baik, pun begitu juga sebaliknya. Jika ingin meraih surga, maka tuntutlah ilmu. Jika inginkan jodohmu ialah seseorang yang baik, maka perbaikilah diri dulu lewat ilmu.



5. Melelahkan diri dengan Aktivitas Surgawi


“ Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” ( HR Al Bukhari )

Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak kata yang belum sempat terucap dan tersampaikan. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancangan karya yang belum kita wujudkan. Demi Allah, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan……

Padahal Allah telah menyediakan tempat belajar. Ada banyak masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA kekurangan pembina. Ada banyak acara da’wah kurang lancar sebab kurang personel memadai. Ada pengelolaan baksos yang belum profesional. LDK, DKM, Rohis masih pontang panting dan compang camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan kecil, ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang didepan rumah. Jutaan ummat terancam kristenisasi dan pemurtadan. Yang jauh dimata tapi harusnya dekat dihati? Jutaan pengungsi palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban senjata biologis, roket-roket penghancur, mortir dan bom karpet Amerika. Muslimah di teror, ditarik jilbabnya dan diperkosa…Astaghfirullah.

Demi Allah, ada banyak hal yang akan ditanyakan-Nya kepada kita, soal ukhuwah, cinta dan kepedulian…..
Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil bagian dalam da’wah. Sepantasnya saya di da’wahi dulu sampai benar-benar bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya berda’wah. Ketahuilah, kalau da’wah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain !!! Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada keterampilan lainnya, betapa berharganya anda sebagai penjemput ustadz pengisi kajian yang rumahnya nun jauh disana. Pun saat anda seorang yang agak pelit soal uang, ada jabatan bendahara Rohis menanti. Pun ketika anda hanya seorang yang suka jajan, andalah referensi sie konsumsi untuk mencari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika anda seorang yang suka bertualang, anda tetap referensi dan surveyor tangguh bagi team outbond islami. Pun ketika anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu sie transportasi ? pun kalau anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses, mengapa tak sejak sekarang belajar dalam sie dana usaha ? kalau anda ingin jadi aktivis LSM Muslim, kok tidak sejak sekarang mencoba mengumpulkan dan mengelola infaq untuk pengungsi ambon, poso, korban perang di Afghan, ‘Iraq dan Palestina? Begitu banyak yang bisa dilakukan dalam da’wah ini……


“ Hai orang-orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabb-Mu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah! Dan perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah ) Rabb-Mu, Bersabarlah! ( Al Mudatsir 1-7 ) 

Kerjakan semuanya yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam ini, saat kau rasakan pegal dipunggung, ngilu di kaki, dan nyeri di sendi, berbaringlah bertafakur ditempat tidur. Bermuhasabahlah sambil merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari…..

Nah, itu dia kiat-kiat yang ada didalam buku Ustadz Salim A Fillah, mudah-mudahan bermanfaat. Bukan berati setelah melewati fasenya, aktivitas diatas terhenti. Akan tetapi ini akan terus berlanjut sampai akhir hayat nanti :D