Ilmu adalah binatang Buruan.
Dan Pena yang menuliskan adalah tali Pengekangnya
-Imam Asy Syafi'i-

Tuesday 8 January 2013

Pernahkah kita memanggil seseorang ? pernahkan kita menyapa seseorang ? baik itu yang sudah dikenal atau belum dikenal ?. Saya kira kita semua pernah memanggil dan menyapa seseorang baik orang itu sudah kita kenal atau belum kita kenal. Lantas, yang menjadi pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita memanggil atau menyapa orang yang sudah kita kenal itu atau yang belum kita kenal itu ? Apakah dengan menyebut namanya ? Dengan panggilan atau sapaan terbaik yang diinginkannya ? atau apakah dengan panggilan atau sapaan yang buruk, yang tidak diinginkannya ?

Begitu banyak pertanyaan yang muncul diatas, yang semoga jawaban yang singkat ini bisa menjawab pertanyaan diatas, walaupun kurang komprehensif, dikarenakan ilmu yang dimiliki si empunya blog ini belum mumpuni. :D

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk sosial, pasti kita selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi pasti mula-mula kita menyapa atau memanggil teman, kerabat, sohib, friend dan lain lainnya. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana dalam menyapa teman kita tersebut ? apakah dengan panggilan yang baik, atau yang buruk ?

Bila kita termasuk orang yang suka memanggil atau menyapa teman kita dengan panggilan yang buruk, entah itu alasannya karena keakraban atau apalah namanya, berhati-hatilah, jangan sampai kita termasuk di dalam ayat ini, ayat yang terdapat didalam surat Al Hujarah ayat 11

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 

Pada ayat diatas "janganlah suka mencela dirimu sendiri" ini maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh. Kemudian "(panggilan) yang buruk" maksudnya ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
Nah loh, udah diperingati tuh, masih mau panggil orang dengan panggilan yang buruk atau yang tidak disukainya ? Buru buru tobat deh #UntukDiriSendiri

Terus, kalau kita termasuk orang yang suka memanggil atau menyapa dengan panggilan atau sapaan yang baik, maka berbanggalah. Karena hal ini telah dibuktikan sendiri oleh Rasulallah SAW. Para Sahabat, bagaimanapun keadaannya selalu betah berada disisi Rasulallah karena Rasulullah menghormati dan menyayangi mereka dengan cara memanggil mereka dengan nama yang disukai, bahkan dengan anak kecil sekalipun.

Diriwayatkan dari Anas, dia berkata: “Nabi adalah orang yang paling baik akhlaqnya. Aku mempunyai seorang adik yang biasa dipanggil Abu Umair, suatu ketika Nabi datang dan menyapanya. “Wahai Abu Umair, apa yang terjadi dengan Nughair ?” (H.R Bukhori)

Nughair adalah burung kecil yang biasa diajaknya bermain. Ketika burung kecil itu mati, lantas Rasulullah menyapa Abu Umair untuk menghiburnya. Perlu diingat!!! Bahwa kunyah (dibaca: kun-yah) adalah panggilan yang diawali dengan Abu atau Ummu, menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauzy tidak mesti diberikan kepada orang yang sudah mempunyai anak saja. Karena pada hakikatnya kunyah digunakan untuk mengagungkan, memuliakan, dan menghormati orang yang dipanggil.

Kemudian, dibukunya Abbas As-Siisiy yang judulnya "Bagaimana Menyentuh Hati" perkara menghafal nama ini menjadi hal yang penting, karena dari sinilah terjadi interaksi dan lahir sifat saling percaya sesama individu. Setiap orang, tentu akan senang dipanggil namanya, apalagi dengan nama yang paling ia sukai.

Jadi, masih mau manggil orang dengan panggilan yang  buruk ? Idih, enggak banget dah. Seminimal-minimalnya panggil namanya, lebih bagus lagi panggilan yang ia sukai. Bukankah sudah ada contohnya dari Rasulullah ? adakah yang lebih baik ?

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al Ahzab [33] : 21).

0 comments:

Post a Comment

comment