Ilmu adalah binatang Buruan.
Dan Pena yang menuliskan adalah tali Pengekangnya
-Imam Asy Syafi'i-

Wednesday 30 January 2013

Sumber Gambar
Ada 3 orang yang terkena penyakit BBB, yaitu penyakit Belang, Botak dan Buta.  Suatu ketika Allah menguji mereka, diutuslah Malaikat untuk menguji mereka. Malaikat itu, pertama-tama mendatangi si Belang, dan bertanya "Apakah yang paling kamu inginkan ?" Si Belang menjawab "Aku menginginkan paras yang tampan, kulit yang bagus, serta hilangnya penyakitku yang membuat orang jijik terhadapku". Malaikat itu kemudian mengusap si Belang, dan terjadilah apa yang diinginkannya. Kemudian bertanya kembali "Harta apakah yang paling kamu senangi ?" si Belang menjawab "Unta". Kemudian diberilah unta yang sedang hamil 10 bulan, seraya berkata "Semoga Allah memberi berkah atas rahmat yang kamu terima".

Kemudian Malaikat itu mendatangi si Botak dan bertanya "Apakah yang paling kamu inginkan ?". si Botak menjawab "Rambut yang rapi, dan hilangnya penyakitku yang membuat orang jijik terhadapku" Malaikat itu kemudian mengusap si Botak, dan terjadilah apa yang diinginkannya. Kemudian bertanya kembali "Harta apakah yang paling kamu senangi ?" si Belang menjawab "Sapi". Kemudian diberilah sapi yang sedang hamil, seraya berkata "Semoga Allah memberi berkah atas rahmat yang kamu terima".

Selanjutnya, malaikat itu mendatangi si Buta dan bertanya "Apakah yang paling kamu inginkan ?". si Buta menjawab "Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang" Malaikat itu kemudian mengusap si Buta, dan terjadilah apa yang diinginkannya. Kemudian bertanya kembali "Harta apakah yang paling kamu senangi ?" si Buta menjawab "Kambing". Kemudian diberilah kambing yang sedang hamil, seraya berkata "Semoga Allah memberi berkah atas rahmat yang kamu terima".

Beberapa tahun kemudian, unta, sapi dan kambing itu berkembang biak dan akhirnya memenuhi satu lapangan(lembah). Yang pertama memiliki satu lembah onta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing.

Kemudian Malaikat itu mendatangi ketiga orang itu. Pertama, ia menemui si Belang, dengan menyerupai keadaan si Belang seperti semula, dan berkata "“Seorang miskin telah terputus bagiku semua sebab dalam safarku, maka kini tidak ada bekal bagiku kecuali pertolongan Allah kemudian dengan pertolongan Anda. Saya memohon kepada Anda demi (Allah) Yang telah memberi Anda warna yang bagus, kulit yang bagus, dan harta, satu ekor onta saja yang bisa menghantarkan saya dalam safar saya ini.

Orang yang tadinya belang itu menanggapi, “Hak-hak orang masih banyak.” Lalu malaikat bertanya kepadanya, “Sepertinya saya mengenal Anda. Bukankah Anda dulu berkulit belang yang dijauhi oleh orang-orang dan juga fakir, kemudian Anda diberi oleh Allah?” Orang itu menjawab, “Sesungguhnya harta ini saya warisi dari orang-orang tuaku.” Maka malaikat berkata kepadanya, “Jika kamu dusta, maka Allah akan mengembalikanmu pada keadaan semula.”.

Kemudian, Malaikat itupun mendatangi si Botak, seperti keadaan si Botak semula, dan berkata seperti apa yang dikatakan kepada si Belang. Si botak pun menjawab seperti si Belang.  Kemudian malaikat berkata kepadanya, “Jika kamu dusta, maka Allah akan mengembalikanmu pada keadaan semula.”

 Kemudian, Malaikat itupun mendatangi si Buta, seperti keadaan si Buta semula, dan berkata seperti apa yang dikatakan kepada si Belang dan si Botak. akan tetapi, jawaban dari si Buta ini, berbeda dari kedua temennya semula. Dia menjawab "Aku dahulu adalah orang buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatan aku. Maka ambilah apa yang kamu inginkan, dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. 

Lalu malaikat berkata kepadanya, “Jagalah harta kekayaanmu. Sebenarnya kamu (hanyalah) diuji. Dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada dua sahabatmu.”

Demikianlah kisah ini, Allah senantiasa menguji hamba-hamba-Nya, dan kita pun senantiasa diuji oleh-Nya. Dalam kisah tadi, ada tiga hal yang menjadi bahan ujian, yaitu kesehatan, penampilan fisik, dan harta. Mudah-mudahan kita adalah yang orang yang lulus ujian sebagaimana si Buta. Jika kita ingin seperti si Buta, maka kita harus berusaha menjadi bagian dari orang-orang yang bersyukur dan senantiasa merasakan adanya pengawasan Allah (muraqabatullah).
Semoga Allah senantiasa ridha dan tidak murka kepada kita semua.. Aamiin.


Maraji’: Hadits Riwayat Bukhari – Muslim


0 comments:

Post a Comment

comment