Ilmu adalah binatang Buruan.
Dan Pena yang menuliskan adalah tali Pengekangnya
-Imam Asy Syafi'i-

Thursday 6 December 2012

Kejadian pertama : Beli makan, diwarung Cilacap, pake motor. Datang dengan motor, ngantri nunggu 1 orang dan ada yang duduk 3 orang.
Kejadian kedua : Beli Saus, di Ahad Mart, pake motor. Datang dengan motor, nyari sous, ngantri nunggu 1orang di kasir, nyimpen saus, liat liat bentar, ada 3 orang yang berdiri.

Ya, itulah 2 kejadian yang mungkin kalau dipikir pikir itu saling berkaitan. Kejadian pertama  yang terjadi sore hari, tanpa sadar telah menyerobot antrian untuk makan. Lah koq tanpa disadari ? ya, karena pas kejadian, ada 3 orang yang sedang duduk dan 1 yang lagi ngantri. Yang lagi ngantrinya itu perempuan. Yang 3 orang duduk itu diantaranya 1 perempuan dan 2 laki laki. Yang pasti perempuan yang sedang duduk itu temen yang ngantri. dan 2 orang lainnya yang duduk itu dikira sudah selesai makan, eh malah dia juga lagi ngantri. Alhasil, pas beres bungkus makanan, 2 orang itu kemudian menyusul untuk pesen makanan.

Yang kejadian kedua pas Malam hari, itu ngantri di kasir, karena yang didepan belanjaannya banyak, maka barang belanjaannya disimpen dulu, dan keluar sebentar dari antrian, pas beres yang didepan itu, eh ada 2 orang yang ngantri baru, dan kurang beruntungnya malah 2 orang itu yang dilayani duluan, dan akhirnya nunggu lagi dan kesel juga sih.

Tapi, dijalan pulang di motor biasanya bengong bengong ga jelas, kepikiran antara 2 kejadian itu. Ya, mungkin itu tegoran untuk taat dalam antrian. Ya, mungkin itu sedikit renungan tentang "Mukmin satu adalah cermin bagi sesamanya. Saat kita lihat ada yang tak beres pada bayangan di kaca; diri kitalah yang dibenahi pertama-tama" (SAF). YA, sebelum kita kesel akan suatu hal, coba diinget inget dah, apakah kita juga ngelakuin itu ke orang lain  ? :D

Setiap telunjuk mengarah, empat jari menunjuk diri. Setiap lisan mengucap, telinga sendirilah yang paling dekat. Nasehat kita; untuk kita., Ada bagian tubuh yang tak bisa kita lihat tanpa kebeningan kaca. Ada bagian jiwa yang tak bisa kita kenali tanpa bercermin pada saudara. (Salim A Fillah)


Ya, kadang kita selalu merasa benar, kadang kita selalu merasa terdzolimi, dan kadang kita selalu merasa terhakimi, tetapi apakah kita pernah berpikir bahwa kita lah yang salah, yang mendzholimi dan yang menghakimi.

Pernahkan kalian merasakan yang demikian ?

0 comments:

Post a Comment

comment